TIMES SEMARANG, SEMARANG – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, tengah mempertimbangkan opsi pembinaan remaja pelaku kenakalan atau yang dikenal sebagai "kreak" melalui program barak militer.
Gagasan ini terinspirasi dari langkah yang diambil Pemprov Jawa Barat di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi. "Saya tidak detail mempelajari apa yang dilakukan di Jawa Barat ya, saya hanya membacanya dari media dan itu menurut saya bukan hal yang bisa diikuti secara langsung begitu. Saya harus pelajari dulu,," ujar Agustina di Semarang, Senin (15/4/2025), menanggapi maraknya aksi tawuran dan ugal-ugalan di jalan yang dilakukan kelompok remaja.
Istilah "kreak", singkatan dari "kere mayak", telah menjadi momok di Kota Semarang. Menyikapi hal ini, Pemkot berencana mengirim tim studi banding ke Jawa Barat untuk mengevaluasi efektivitas program tersebut.
Wali Kota menegaskan bahwa pihaknya akan pelajari kesesuaian konsep dengan kondisi Semarang. Termasuk aspek anggaran dan SDM. "Tidak kemudian semata-mata mengatakan bahwa saya akan ikut (kirim ke barak militer, red). Idenya sih bagus, hanya detailnya bagaimana," tegasnya.
"Kreak ini memang meresahkan, tetapi ini adalah akibat dari sebuah situasi sedang kami deteksi dan akan kami lakukan langkah-langkah khusus," imbuhnya.
Ke depan, kata dia, Pemkot Semarang berencana membuat berbagai macam kegiatan yang akan mengalihkan dan mengarahkan energi remaja kepada kegiatan yang bersifat positif, seperti eksibisi atau pertandingan olahraga.
"Kemarin sudah ngobrol sama pak kepala dinas, apa yang bisa dimaksimalkan di anggaran sebelum (APBD) perubahan yang bisa digunakan membuat eksibisi, pertandingan persahabatan, atau apa pun yang diminati anak-anak yang sekarang ini lebih suka bergabung dengan kreak," katanya. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |