https://semarang.times.co.id/
Opini

Spirit Kepemimpinan Tasawuf Maulid Nabi Muhammad SAW

Kamis, 28 Agustus 2025 - 19:27
Spirit Kepemimpinan Tasawuf Maulid Nabi Muhammad SAW Mamluatur Rahmah, Dosen FUD UIN Raden Mas Said Surakarta dan Mahasiswa Doktoral UIN Walisongo Semarang.

TIMES SEMARANG, SEMARANG – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya sekadar menjadi ritual tahunan yang bersifat seremonial belaka, tetapi menjadi momentum penting bagi kita untuk merefleksikan dan meneladani akhlak mulia serta kepemimpinan beliau pada seluruh aspek kehidupan, baik itu secara individual, sosial, keagamaan dan juga kebangsaan.

Perayaan Maulid Nabi ini biasanya diramaikan dengan pembacaan syair-syair pujian (sholawat maulid diba al barzanji), ceramah keagamaan, dan penggalangan dana sosial. 

Di balik kemeriahan yang bersifat seremonial tersebut ternyata menyimpan esensi yang terdalam yaitu mengajak kita untuk meneladani pribadi agung Nabi Muhammad SAW. Bukan sebagai pemimpin politik dan militer, tetapi juga sebagai pemimpin spiritual dalam tingkat kesempurnaan yang tinggi (par excellence). 

Di sinilah konsep kepemimpinan sufi (Sufi Leader) sejati yang mampu mendapatkan keterhubungan secara baik dan aktual, sekaligus menjadi contoh untuk dapat merefleksikan kondisi kepemimpinan bangsa kita ini.

Sebagai Sufi Leader tentu tidak hanya sebagai pemimpin yang otoritas formal saja, melainkan harus mampu memancarkan spiritualitas yang bisa membawa kedamaian, kasih sayang dan kebijaksanaan pastinya. 

Nabi Muhammad merupakan teladan yang utama. Seperti yang ada dalam ajaran tasawuf, pemimpin sejati berawal dari jiwa kepemimpinan atas dirinya sendiri. Inilah fondasi awal yang harus dibangun seorang Sufi Leader, menjadi transformasi internal sebelum menjadi pemimpin eksternal.

Ditegaskan oleh Imam Al Ghazali dalam karyanya Ihya Ulumuddin bahwa seorang pemimpin sejati harus seorang yang sudah berhasil memperbaiki hatinya sendiri. Karena hati yang sudah tertanam cahaya Ilahi akan memancarkan cahaya kebijaksanaan disetiap ucapan dan langkah tindakannya. Lalu darimana kita bisa menjumpai prinsip ini pada gelanggang politik di Indonesia saat ini?

Fenomena yang terjadi di bangsa ini, justru banyak jiwa pemimpin yang dikendalikan hawa nafsu akan popularitas, kekuasaan dan penumpukan materi. Korupsi terbukti masih banyak terjadi dan menjadi penyakit akut yang menular. Politik balas dendam, dan narasi kebencian yang dilontarkan untuk meraih simpati adalah bukti adanya absen "tazkiyatun nafs" pada jiwa kepemimpinan saat ini. 

Sejatinya bahwa seorang Sufi Leader akan melihat jabatan sebagai bagian dari amanah dan ibadah, bukan sebagai kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. Bagi seorang Sufi Leader harus dicirikan atas kepeduliannya yang mendalam terhadap sesama. 

Nabi Muhammad diutus sebagai rahmat untuk seluruh alam. Jalaluddin Rumi dalam syairnya mengilustrasikan cinta dan pelayanan sebagai jalan tertinggi. Disitulah sebenarnya yang sangat dirindukan? 

Di tengah fenomena dan kesenjangan sosial yang kelihatan kentara saat ini, konflik agraria, dan minimnya rasa empati terhadap kelompok yang terpinggirkan, rakyat Indonesia sebenarnya merindukan sosok pemimpin yang bisa hadir sebagai pelayan rakyat, bukan justru menjadi penguasa yang selalu menindas rakyat. 

Kita membutuhkan pemimpin yang keputusan dan kebijakannya lahir dari hati nurani suara rakyat, bukan muncul atas dasar motif politik yang diperhitungkan dengan seksama untuk tujuan memenangkan pemilihan umum.

Momen memperingati kelahiran Nabi Muhammad mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin sejati kehadirannya selalu meneduhkan bukan meresahkan. Nabi sendiri dikenal dengan sikap pribadinya yang lembut tapi tegas, pemaaf tapi tidak lemah. 

Jika dibandingkan dengan fenomena iklim politik di Indonesia, justru sering dipenuhi dengan retorika keras yang tidak jelas dan berusaha untuk saling menjatuhkan. Dan suka menciptakan kegaduhan yang tidak substansial. 

Kredibilitas sebagai seorang pemimpin harus dibangun atas keteladanan dan karya nyata, bukan dari keahliannya membangun opini dan pencitraan di media sosial.

Di dalam kehidupan dunia modern sekarang ini dipenuhi dengan gejolak dan polarisasi, masyarakat begitu membutuhkan dan rindu sosok figure yang berjiwa Sufi Leader. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang ada disemua tingkatan, bukan hanya pada kelompok atau golongan tertentu. 

Selain itu, butuh pemimpin yang bukan hanya cerdas intelektual dan tangguh secara politik, tetapi juga memiliki jiwa yang matang secara spiritual. Karena ketika spiritualnya kuat tentu akan mampu menahan segala hawa nafsu duniawi. Seperti pemimpin yang hatinya dipenuhi dengan cinta (mahabbah) kepada Allah dan sesama, yang diajarkan sama tokoh sufi perempuan Rabi’ah al-Adawiyyah.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad tahun ini harus kita jadikan momentum koreksi diri secara kolektif. Kita perlu menggeser pandangan hanya sekadar merayakan kelahiran Nabi menjadi meneladani Nabi dengan nyata, terutama dalam memilih dan menghasilkan sosok pemimpin. 

Masyarakat Indonesia harus kritis dan menjadikan integritas spiritual dan akhlak menjadi salah satu parameter yang utama, bukan sekadar janji-janji populistik atau pengeragan masa untuk menjadi mesin politik.

Kita Harus mampu menjadikan spirit Maulid  Nabi menjadi inspirasi untuk membersihkan diri dan pikiran untuk membangun Indonesia yang lebih sejahtera, diawali dengan memilik jiwa kepemimpinan yang berintegritas, berhati bersih, dan memiliki orientasi menjadi pelayan masyarakat. 

Dengan cara inilah masyarakat baru benar-benar bisa merasakan wujud dari spirit Rahmatan lil ‘Alamin di tanah air tercinta yang penuh dengan sumber daya alam melimpah.

***

*) Oleh : Mamluatur Rahmah, Dosen FUD UIN Raden Mas Said Surakarta dan Mahasiswa Doktoral UIN Walisongo Semarang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Semarang just now

Welcome to TIMES Semarang

TIMES Semarang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.