TIMES SEMARANG, PACITAN – SMAN 1 Pacitan resmi menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru, Senin (14/7/2025).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, MPLS kali ini mengusung tema “Ramah” yang menekankan pendekatan humanis, jauh dari praktik perpeloncoan. Sebanyak 320 siswa baru antusias mengikuti kegiatan yang akan berlangsung hingga Jumat mendatang.
Kepala SMAN 1 Pacitan, Adi Supratikto, mengatakan pembukaan MPLS dilakukan secara hybrid. Para peserta tidak hanya hadir secara langsung di sekolah, tetapi juga mengikuti kegiatan serempak melalui Zoom.
“Pembukaan MPLS kita gelar secara hybrid. Siswa mengikuti Senam Anak Indonesia Hebat, menunjukkan poster, dan menyanyikan lagu Bendera serta lagu Anak Sekolah secara serentak via Zoom,” jelas Adi.
Lebih lanjut Adi menegaskan, MPLS di SMAN 1 Pacitan berjalan sepenuhnya mengacu pada pedoman Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Program ini tidak hanya mengenalkan lingkungan sekolah semata, tetapi juga menjadi momentum penting membangun karakter serta menanamkan semangat belajar sejak hari pertama.
“Pelaksanaan MPLS ini sesuai arahan Kemendikdasmen, yaitu MPLS Ramah. Kita menekankan nilai-nilai positif tentang karakter dan semangat belajar siswa sejak awal,” tuturnya.
Tidak ada lagi atribut aneh, tugas tak masuk akal, apalagi praktik perpeloncoan. Sebaliknya, siswa baru diarahkan mengikuti kegiatan yang menyenangkan, edukatif, dan dapat menggali potensi mereka.
Adi menyebutkan, pengembangan, penelusuran, serta pemanduan minat bakat siswa sudah mulai dilakukan sejak minggu pertama pembelajaran. Hal ini penting agar setiap siswa dapat berproses sesuai bakat dan kecenderungan masing-masing.
“Kita komitmen menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, perlindungan anak, dan penguatan karakter. Setiap satuan pendidikan wajib memegang enam prinsip, yakni ramah, edukatif, efektif-efisien, inklusif, partisipatif, dan fleksibel,” terang Adi.
Pembiasaan Karakter Positif
Dalam kegiatan MPLS tahun ini, siswa diperkenalkan pada 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebagai dasar pembiasaan karakter positif.
Selain itu, mereka juga akan mengikuti sosialisasi pencegahan pornografi, pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA), termasuk bahaya judi online.
“Tidak ada aturan khusus selain mengacu pada panduan Kemendikdasmen. Kita ingin siswa ini paham dan kuat karakternya sejak awal,” kata Adi.
Tak hanya itu, materi pengenalan Empat Pilar Kebangsaan juga diberikan agar siswa makin memahami nilai-nilai kebangsaan sejak dini.
Adi menambahkan, pihaknya juga terus mengejar target-target yang ditetapkan Dinas Pendidikan Jawa Timur, seperti program food care, santunan untuk siswa kurang mampu melalui program anak asuh, serta pemberian bantuan seragam bagi siswa yang membutuhkan secara ekonomi.
“Kami ingin melalui MPLS ini para siswa bisa cepat beradaptasi. Supaya nyambung dengan kultur sekolah kita yang sudah menjadi sekolah Adiwiyata. Jadi tidak hanya ramah pada sesama, tetapi juga ramah pada lingkungan,” tandasnya.
Pelaksanaan MPLS ramah di SMAN 1 Pacitan diharapkan dapat menjadi contoh baik bagi sekolah-sekolah lain. Dengan pendekatan yang lebih humanis dan edukatif, siswa baru tidak hanya merasa nyaman, tetapi juga langsung termotivasi untuk belajar serta berprestasi sejak hari pertama. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: MPLS di SMAN 1 Pacitan Usung Tema Ramah, Tanpa Perpeloncoan dan Fokus Bina Karakter
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |